Kisah Wanita Hebat, Siti Hajar dan Terciptanya Kota Mekkah

mekkah 01Hajar adalah istri kedua Ibrahim A.S. setelah Sarah A.S. Hajar adalah budak dari Sarah yang diberikannya untuk dinikahi suaminya (Ibrahim A.S.), karena Sarah A.S. tidak bisa mempunyai anak lagi karena sudah terlalu tua.

Dan Allah Subhanahu wa ta’ala merahmati mereka dengan seorang anak dari Hajar A.S. yang dinamakan Ismail A.S. yang dikemudian hari Ismail dijadikan Allah Subhanahu wa ta’ala sebagai seorang nabi.

Ismail adalah anak satu-satunya Ibrahim yang lahir ketika Ibrahim A.S. sudah berumur lebih dari 80 tahun. Allah Subhanahu wa ta’ala memberikannya anak setelah sekian lama dia merindukannya.

Ditinggal di tengah gurun

Tiba-tiba pada suatu hari Ibrahim A.S. menerima perintah bahwa dia harus membawa Hajar A.S. (istrinya) dan Ismail A.S. yang baru lahir, ke suatu gurun pasir, yang sekarang kita ketahui sebagai kota Mekkah.

Pada masa itu tidak ada apapun disana, di sana tidak ada orang sama sekali, gurun itu benar-benar kosong. Dia diperintahkan untuk meninggalkan mereka berdua di sana.

Jadi dia berjalan ke tempat itu, dan Hajar A.S. tidak tahu apa-apa, yang dia tahu adalah mereka akan melakukan perjalanan dan akan kembali ke rumah. Ketika mereka sampai di tengah gurun, mereka duduk-duduk.

Kemudian Ibrahim A.S. bangkit dan mulai berjalan kembali ke Palestina, dan dia tidak bilang apa-apa kepada istrinya. Lalu Hajar A.S. mengejarnya sambil berkata:

“Ya Ibrahim, kepada siapa kau meninggalkan kami? Tidak ada seorang pun disini.”

Tapi Ibrahim A.S. tidak menjawab pertanyaannya, karena jika dia menjawab, maka akan terjadi percakapan, dan dia takut hatinya menjadi luluh. Dia harus memenuhi perintah Allah Subhanahu wa ta’ala karena Dia punya rencana.

Jadi dia tetap berjalan tanpa menoleh kepada istrinya, dan istrinya tetap mengikutinya.

“Ya Ibrahim, kepada siapa kau meninggalkan kami?”

Dia tetap tidak menjawab dan terus berjalan. Akhirnya Hajar A.S. berhenti sejenak dan berpikir, dan karena kesalehan dan pengetahuan yang diberikan Allah Subhanahu wa ta’ala, dia bertanya satu pertanyaan yang sederhana.

“Ya Ibrahim! Apakah Allah yang telah memerintahkanmu untuk melakukan ini?”

Dan Ibrahim A.S. masih tanpa menoleh kepadanya, menjawab hanya dengan satu jawaban. “Ya”, kata Ibrahim sambil terus berjalan.

Lalu Hajar A.S. berhenti dan mengamati suaminya berjalan semakin jauh, dia menjadi tenang dan berkata:

“Dengan begitu, Allah tidak akan membiarkan kita… Allah tidak akan membiarkan kita.”

Allah Subhanahu wa ta’ala Maha Besar. Bayangkan diri kalian ditempatkan dalam situasi seperti itu. Bayangkanlah seandainya kalian adalah seorang wanita yang ditinggalkan suaminya di tengah-tengah gurun pasir yang sunyi karena perintah Allah Subhanahu wa ta’ala.

Bahkan banyak pria zaman sekarang yang tidak bisa melakukan apa yang Hajar A.S. lakukan. Pria mana yang dapat melakukan itu? Sedangkan dia adalah wanita, dia memiliki kekuatan layaknya ratusan pria pada masanya.

Dalam hatinya, Hajar A.S. berkata “Allah tidak akan membiarkan kita.”

Nabi Ibrahim AS, bukanlah pergi atas kemauannya sendiri. Semua itu adalah atas perintah Allah. Dengan berat hati ia melanjutkan perjalanan sampai ke Tsaniah, di mana istri dan anaknya tak lagi bisa melihatnya. Bagaimanakah hati seorang ayah? Baru saja merasa senang karena mendapat seorang anak, sudah harus berpisah.

Ayah yang begitu penyayang itu tentulah sedih. Namun, Nabi Ibrahim yakin Allah menginginkan yang terbaik untuk hamba-Nya. Nabi Ibrahim menghadapkan wajahnya ke Baitullah seraya mengangkat kedua tangannya dan berdoa,

“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak memiliki pepohonan, yaitu di sisi rumah-Mu yang suci. Mudah-mudahan mereka berterima kasih.”

Benar-benar percaya kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, oleh karena kesolehan Hajar A.S. maka Allah menjadikannya sebagai penghuni surga.

mekkah anim animation

Anaknya haus dan menangis maka munculah Air Zamzam

Sementara itu, Siti Hajar menyusui Ismail kecil dan minum dari tempat perbekalannya. Setelah air habis, ia kehausan dan susu pun tak keluar. Demikian pula anaknya yang juga kehausan. Siti Hajar memperhatikan anaknya yang berguling-guling kehausan. Ia tak tega. Dengan penuh cinta, ia beranjak pergi mendaki Bukit Shafa.

Ia berharap ada orang yang akan menolongnya atau menemukan lokasi air. Ketika tak menemukan apa yang dicarinya, ia menaiki Bukit Marwah. Terus-menerus seperti itu sebanyak tujuh kali.

Ia berlari-lari antara Safa dan Marwa karena  Hajar A.S. seakan melihat genangan air ditengah gurun pasir, padahal itu hanyalah fatamorgana akibat teriknya matahari.

Ismail masih tetap merengek-rengek menahan lapar dan dahaga. Kemudian datanglah pertolongan Allah Subhanahu wa ta’ala memberikan mereka sebuah sumber air yang justru keluar dari dalam tanah akibat hentakan kaki mungil Ismail A.S. yang sedang menangis meronta-ronta karena haus. Tiba-tiba air keluar dari bawah kaki Ismail kecil yang menangis karena kehausan.

Hajar A.S. kembali mendekati Ismail A.S., Hajar takjub dan berkata, ”Zamzam, zamzam. Berkumpul-berkumpul.” Ia segera membuat kolam kecil agar air Zamzam tak kemana-mana dan berusaha mengumpulkan air yang melimpah itu, yang disebut air Zamzam (زمزم) yang berarti banyak atau melimpah-ruah.

Ibnu Abbas berkata bahwa Rasulullah SAW, bersabda,

“Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada bunda Ismail, Siti Hajar. Jika ia membiarkan Zamzam atau jika ia tidak membuat kolam, niscaya Zamzam menjadi mata air yang mengalir.”

Siti Hajar AS minum lalu kembali menyusui anaknya. Dengan limpahan karunia berupa air yang diberikan Allah kepadanya, banyak manusia singgah dan menetap di sana hingga ramailah tempat itu.

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/d/d0/Zamzamwill.JPG/640px-Zamzamwill.JPG

Peziarah sedang mengunjungi sumur air Zamzam.

Karena ada Air Zamzam orang-orang mulai berkumpul dan menetap

Akibat keberadaan air Zamzam, kemudian sekelompok orang datang dan tinggal di sana. Seiring berjalannya waktu, maka tumbuhlah sebuah desa disana. Ismail A.S. dan Hajar A.S. tumbuh diantara orang-orang ini. Pada akhirnya orang-orang semakin ramai berdatangan ke sana hingga akhirnya tumbuhlah sebuah kota.

Kota ini tercipta karena kesolehan Hajar. Allah Subhanahu wa ta’ala mengangkat derajatnya di dalam Al-Qur’an, dia diangkat derajatnya hingga akhir mana. Jutaan muslim di seluruh dunia pergi berhaji.

Baik pria dan wanita melakukan ritual haji dengan berlari-lari antara Safa dan Marwa sebanyak 7 kali, seperti yang pernah dilakukan oleh Siti Hajar A.S. karena kesolehannya kepada Allah, dan kegigihannya mencarikan air untuk anaknya

Dan disini, Hajar A.S. menjadi teladan terbaik bukan hanya bagi kaum wanita, tapi juga bagi para pria.

Imam Ghazali R.A. berkata: “Jika kalian melihat Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Agung, menahan dunia ini darimu, terus-menerus mengujimu dengan cobaan dan musibah, ketahuilah bahwa kau mempunyai derajat yang tinggi di sisi-Nya. Dia mengujimu seperti Dia juga menguji para aulia dan orang-orang yang terpilih. Dia mengawasimu, dan tidakkah kau mendengar firman-Nya?”.

“Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami.” (Q.S. Ath Thuur:48).

Dialah Allah Subhanahu wa ta’ala, Perencana yang Paling Baik.

Siti Hajar mengerti Allah sangat menyayanginya. Ia yakin Allah akan selalu menolongnya. Allah Yang Maha Membalas kebaikan hamba-hamba-Nya dan mengabadikan namanya hingga kini. Siti Hajar tetap dikenang orang sampai sekarang.

Air Zamzam merupakan sumur mata air yang kini terletak di kawasan Masjidil Haram, sebelah tenggara Kabah, yang berkedalaman 42 meter. Zamzam adalah mata air sejak ribuan tahun lalu, sejak masa Nabi Ibrahim A.S. yang pada masa kini dan masa mendatang tak pernah habis, walau sudah diminum oleh ratusan juta manusia. Hingga akhir zaman air Zamzam dianggap sebagai air suci oleh umat Islam.  (sumber: lampuislam)

mekkah anim animation 2


IslamIsLogic.wordpress.com
fb.com/IslamIsLogic
“Guide us to the Straight Path” (QS 1:6)

Pos ini dipublikasikan di Kisah Nabi & Sahabat. Tandai permalink.

Tinggalkan komentar